Skip to main content

Ditulis oleh Jeanice Eliana (peserta Youth Volunteer Program)

Pendidikan adalah hak fundamental yang layak didapatkan setiap individu, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi atau budaya mereka. Sayangnya, anak-anak di daerah terpencil dan pedesaan masih menghadapi hambatan yang signifikan untuk mengakses pendidikan, seperti kurangnya transportasi, infrastruktur yang tidak memadai, dan kekurangan guru yang berkualitas.

Apakah Saya Terlalu Muda Untuk Mengubah Pendidikan Di Indonesia?

Selama 5 tahun terakhir, Indonesia telah mencapai kemajuan yang patut dipuji dalam meningkatkan akses pendidikan. Namun, bukan berarti perjuangan berakhir sampai di sini. Menurut UNICEF, 22% anak dan remaja di Papua masih putus sekolah. Selain itu, kurang dari separuh siswa berusia 15 tahun di Indonesia yang lulus tingkat kemahiran minimum dalam membaca. Sebagai orang Indonesia, ini memanggil kita untuk melangkah dan melakukan sesuatu untuk membuat perbedaan.

Ya, termasuk kamu, para remaja.

Sebagai remaja, kita mungkin bertanya pada diri sendiri: apakah mungkin bagi saya untuk membuat perbedaan? Apakah kontribusi saya akan membantu sama sekali?

Untuk menyelesaikan masalah sekompleks pendidikan, kita membutuhkan anggota masyarakat kita untuk bergandengan tangan dan bekerja sama, tidak peduli tua atau muda, atau seberapa besar kita menganggap diri kita mampu. Kita membutuhkan perspektif yang beragam tentang cara meningkatkan akses pendidikan di Indonesia dan mengatasi tantangan yang menyertainya.

Itu pertanda bagi kita kaum muda untuk turun tangan dan mengadvokasi perubahan. Ada segudang cara untuk menciptakan perbedaan di komunitas kita, khususnya seputar akses pendidikan.

Apakah Saya Terlalu Muda Untuk Mengubah Pendidikan Di Indonesia?

Salah satu cara kita dapat membuat perbedaan adalah dengan menjadi sukarelawan. Dengan bertambahnya organisasi yang mengadvokasi pendidikan yang setara, ada banyak kesempatan untuk menggunakan bakat kita untuk menjadi sukarelawan, apakah itu membimbing siswa yang mungkin kesulitan untuk mengakses pendidikan, menggunakan kreativitas kita untuk membuat konten yang mempromosikan kesadaran terhadap masalah ini, menggunakan keterampilan organisasi kita untuk mengambil bagian dalam perencanaan atau pelaksanaan program, dan sebagainya.

Sebagai generasi yang paling dekat dengan teknologi dan platform terbaru, kita dapat menggunakan energi dan antusiasme kita untuk mengangkat isu ini ke orang-orang di sekitar kita melalui platform media sosial dan mengumpulkan lebih banyak orang untuk mengambil tindakan. Bahkan bisa sesederhana dari mulut ke mulut, di mana kita cukup memberi tahu keluarga atau teman kita tentang masalah ini dan mengundang mereka untuk menyumbangkan sebagian dari uang saku mereka secara bersama-sama. Tindakan yang tampaknya kecil ini, jika dilakukan oleh banyak orang, dapat menimbulkan dampak yang tak terbayangkan.

Jadi, jangan takut dan mulailah mengambil tindakan dengan caramu sendiri!

Leave a Reply